Rabu, 20 Juni 2012

Penyebab Infertilitas pada Suami

Penyebab Infertilitas pada Suami

 
"Infertilitas suami paling sering lantaran kualitas air mani yang di bawah standar. Untuk mengetahui apakah air mani sehat atau abnormal, dilakukan semen analysis, yaitu memeriksa air mani segar, untuk menghitung volume, jumlah, berapa yang cacat, berapa yang masih hidup, dan laju pergerakannya. Dari situ akan disimpulkan apakah air mani fertile (subur), subfertile (kurang subur), ataukah steril (tidak subur sama sekali)," tutur Dr. Handrawan Nadesul dalam bukunya Kiat Sehat Pra Nikah.
 
Lebih lanjut Handrawan mengungkapkan bahwa semakin banyak faktor kelemahan dalam air mani ditemukan, semakin sukar sperma membuahi sel telur istri. Penyebabnya bisa oleh kelemahan di dalam buah zakar (testis) sendiri, atau bisa juga oleh karena tiadanya hormon (pusat di otak), yang ikut merangsang pembentukan spermatozoa, adanya penyakit infeksi, atau sumbatan pembuluh balik testis (varikokel).
 
"Jangan dilupakan, kendati air mani tergolong subur, namun jika tidak bisa ereksi (impotensi) tetap saja gagal membuahi. Jadi, ada beda antara jantan dan subur. Pria bisa saja subur, tetapi kalau tidak jantan, percuma saja sebab tidak bisa membuahi. Sebaliknya pria bisa saja jantan, bisa ereksi, dan mampu menyetubuhi istri, namun jika air maninya tak subur, sama gagal membuahinya juga," jelasnya.
 
Dikatakan Handrawan, zaman sekarang kualitas air mani juga banyak dipengaruhi faktor polusi, paparan panas, celana dalam ketat, dan pekerjaan yang mengharuskan duduk berlama-lama.
 
"Jika buah zakar kelewat tersekap di celana yang terlalu ketat dan membuat suhu sekitarnya jadi lebih panas, produksi spermatozoanya akan menurun. Pria bercelana ketat tidak lebih subur dibanding pria bercelana kolor (kakek jaman dulu). Perlu celana dalam cukup berventilasi sehingga testis tidak pengap tersungkup di dalam," ungkap pria yang kini banyak menjadi narasumber di berbagai media kesehatan.
 
Bisa terjadi spermatozoa nol sama sekali (azospermia). Bukan berarti tidak terbentuk spermatozoa atau sel benih sama sekali, melainkan pada kasus demikian spermatozoanya dihancurkan oleh tubuh sendiri. Hal ini tergolong penyakit autoimun di mana tubuh membentuk zat anti dan zat anti yang dibentuknya ini menghancurkan bagian dari tubuhnya sendiri (ginjal, sendi, dan bisa juga spermatozoa). Untuk itu menghancurkan spermatozoanya perlu dijinakkan dengan menghambat pembentukan zat anti yang abnormal tersebut. (ina)
(tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar