Untuk menguji intelektualitas, para finalis diuji melalui pertanyaan yang dibuat sesama finalis. Dari hasil babak ini, para finalis yang memukau di mata juri berhak masuk ke babak selanjutnya.
Pertanyaan yang dilayangkan pada 15 besar finalis bersifat variatif dan mencakup berbagai bidang. Meski demikian, sebanyak 15 finalis dapat memberikan jawaban singkat, jelas, dan padat terkait pertanyaan yang mereka terima.
Finalis asal Kalimantan Barat, Meiling Thomas, misalnya yang mendapat pertanyaan dari finalis dari Lampung. "Teknologi tinggi apa yang ingin kamu ciptakan?"
Dengan sigap, Meiling pun menjawab bahwa teknologi tinggi yang ingin diciptakan adalah mesin pembentuk moral untuk setiap individu agar mempunyai moral yang tinggi.
Tak kalah menarik, finalis asal Bali, Ines Putri Tjiptadi Chandra juga memiliki jawaban memukau.
Ines dalam babak ini mendapatkan pertanyaan dari finalis Sulawesi Tenggara. “Jika diberi kesempatan menjadi tokoh yang k amu idolakan, kamu ingin menjadi siapa? Apa alasannya?â€
Dalam kesempatan tersebut, jawaban Ines cukup mencengangkan karena menjadikan DR Martha Tilaar sebagai tokoh idolanya. "Saya ingin menjadi Dr. Martha Tilaar karena sangat menginspirasi saya untuk tidak mudah menyerah dalam berusaha dan mengembangkan Indonesia," jelasnya.
Finalis yang tak kalah bersinar, yakni Rafiqa Soraya Azhar. Finalis asal NAD ini mendapatkan pertanyaan, "Jika harus memilih, kamu ingin diingat atau dihargai?."
Dengan singkat, Rafiqa memberikan jawaban yang cukup cemerlang. "Saya akan memilih untuk lebih dihargai. Dengan dihargai, saya pasti diingat. Kalau diingat, belum tentu saya dihargai," tutupnya. (ind) (tty)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar