Rabu, 04 Juli 2012

Saat Serangan Jantung, Lebih Banyak Penolong Lebih Baik

Saat Serangan Jantung, Lebih Banyak Penolong Lebih Baik

KOMPAS.com - Ketika seseorang mengalami serangan jantung di tempat umum, peluangnya untuk bertahan hidup semakin besar jika ada lebih dari satu orang yang berusaha menolong, demikian hasil penelitian di Jepang. Tetapi menurut para ahli, yang mempublikasikan risetnya dalam jurnal Resuscitation, hal itu tidak berlaku untuk kasus serangan jantung yang terjadi di rumah.  

"Bertambahnya jumlah penolong meningkatkan dampak kesehatan korban yang terkena gagal jantung yang terjadi di luar rumah sakit (tempat umum). Namun dampak menguntungkan itu tidak berlaku bagi penderita gagal jantung yang terjadi di rumah," tulis Hideo Inaba dari Fakultas Kedokteran Universitas Kanazawa.

American Heart Association (AHA) dan beberapa lembaga lain menganjurkan setiap orang untuk mempelajari resusitasi jantung paru-paru atau CPR, yang secara sederhadana dilakukan dengan kedua t angan untuk menekan dada korban tanpa melakukan nafas buatan dengan mulut.

Penelitian menunjukkan, perlakuan tersebut sama ampuhnya dengan cara tradisional untuk menolong orang dewasa yang menderita gagal jantung.

Studi di Jepang menunjukkan, di antara 5.000 orang dewasa yang mengalami gagal jantung di luar rumah sakit mempunyai peluang bertahan hidup dua kali lebih tinggi saat lebih dari satu orang yang berusaha untuk menolong. Enam persen dari jumlah korban tetap hidup satu tahun ketika ada tiga atau lebih orang yang berusaha untuk menolong, sementara tiga persen korban selamat saat hanya satu orang yang berusaha untuk menolong.

Ketika hanya ada dua orang yang berusaha membantu, tingkat kelangsungan hidup korban menjadi empat persen. Para peneliti tidak mengetahui apakah para penolong tersebut melakukan CPR atau tidak. Beberapa dari mereka hanya berusaha menolong dengan sejumlah cara, kata peneliti.
    
Namun temuan itu menunjukkan bahwa sem akin banyak orang yang ikut andil, maka akan semakin baik, kata pakar dari Ohio State University di Columbus,  Michael Sayre.

"Studi tersebut membenarkan pentingnya kehadiran seseorang yang menolong mengatasi gagal jantung dan juga pentingnya tindakan CPR dini," kata juru bicara AHA itu.

Tim Inaba tidak menemukan alasan yang jelas mengapa tidak ada keuntungan bagi tingkat bertahan hidup korban gagal jantung yang terjadi di rumah walaupun ada lebih dari dua orang yang memberikan bantuan.

Gagal jantung pada usia lanjut dan orang yang lemah sangat mungkin terjadi di rumah. CPR tidak bisa membuat jantung yang berhenti menjadi berdetak kembali, namun tindakan tersebut bisa menjaga aliran darah dan oksigen dalam tubuh korban hingga pertolongan medis datang.
    
Selain melakukan CPR, warga juga harus segera memanggil petugas untuk pertolongan medis. Menurut AHA, lebih dari 380.000 warga Amerika Serikat mengalami gagal jantung di luar rumah sakit set iap tahun, namun sebagian besar warga tidak mempelajari atau bahkan melewatkan pelatihan CPR.
    
CPR dengan tangan sangat mudah dipelajari walaupun tanpa berlatih di kelas khusus. AHA mempunyai video pelatihan CPR yang dapat disimak pada tautan http://bit.ly/LhVoQl.
    
Instruksi dasarnya adalah memberikan tekanan yang kuat dan terus menerus kapada daerah dada dengan laju 100 kali per menit. Para ahli mengatakan bersenandung lagu The Bee Gees yang berjudul Stayin’ Alive dapat menjadi panduan untuk melakukan tekanan dengan laju 100 kali per menit.
    
"Orang sering menunda untuk mempelajari CPR. Tapi Anda tidak akan pernah tahu bila dibutuhkan untuk melakukan pertolongan," kata Sayre.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar