Minggu, 27 Mei 2012

Perpaduan Budaya Timur & Barat dalam Panggung JFFF

Perpaduan Budaya Timur & Barat dalam Panggung JFFF

KEUNIKAN budaya Timur dan Barat tersaji indah dalam panggung Jakarta Fashion Food Festival (JFFF) 2012. Tampilan kontemporer dan modern seakan saling melengkapi keindahan busana-busana yang dipamerkan.

Panggung JFFF terasa begitu indah dengan kehadiran budaya Timur dan Barat yang menjadi satu. Suasana itu terasa saat keempat desainer dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menggelar show bertajuk East Meets West di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Utara, baru-baru ini.

Sebagai pembuka, Djoko Sasongko menampilkan koleksi kebayanya yang bernuansa cokelat, ungu, oranye, hijau pucat, dan biru. Dari segi bahan, Djoko banyak menggunakan brokat, dan lace Perancis. Bordir, payet, dan kristal swarovski menjadi pilihan aksesorinya. Djoko menampilkan kebaya kontemporer yang elegan dengan cutting yang pas ditubuh dan lebih pendek yakni hanya sepinggang. Yang istimewa pada koleksinya kali ini, Djoko 'mengawinkan' kebaya dengan kain tenun ikat yang berasal dari Jepara dan Nusa Tenggara Barat.

Tak kalah menarik, desainer asal Palembang yang akrab disapa Zainal Songket mengusung tema 'Wong Palembang Cindo' yang berarti wanita Palembang yang cantik. Bagi Zainal, seorang wanita Palembang pada dasarnya sudah cantik, namun akan lebih cantik lagi manakala mengenakan songket. Untuk itu, Zainal pun menampilkan 17 koleksi cantik dengan menggunakan material khas Palembang.

Dalam panggung tersebut, sebagian besar koleksi Zainal merupakan busana bersiluet kebaya yang dipadankan dengan kain asal Sumatera Selatan. Songket yang dihadirkan Zainal terbuat dari benang sutera sehingga tidak terkesan kaku dan berat. Warna-warna seperti emas, jingga, hitam, dan putih mendominasi koleksinya. Untuk aksesori, Zainal masih setia dengan bordir dan payet.

Sementara itu, Anastasia menghadirkan nuansa negeri Cina lewat koleksinya berjudul Shanghailanders. Koleksinya kali ini terinspirasi kota Shanghai di masa lalu yang terdiri dari multi etnik dan menampilkannya dalam busana ready-to-wear. Ia pun memadukan aksen-aksen busana Cina dengan gaya seragam militer Barat. Warna-warna seperti putih, hijau pucat, abu-abu, hitam, cokelat, dan biru tua khas militer dipadankan dengan aksen kancing Cina dan kerah Shanghai. Dari segi cutting dan jahitan, Anastasia lebih memilih segalanya yang serba simpel. Beragam celana, blus, rok, dan jaket yang ditampilkan terkesan clean, simpel, dan chic.

Sebagai penutup, Lisa Reza menampilkan koleksinya yang terinspirasi film The Hunger Games. Warna-warna seperti hijau, cokelat, abu-abu, dan ungu dihadirkan dalam 15 koleksi ready-to-wear yang bergaya androgyny dan kental dengan nuansa military look. Yang menonjol dalam karya Lisa adalah cutting-nya yang asimetris. Potongan-potongan itu hadir dalam bentuk rok, dre ss, celana, blus, jaket, dan romper. Lisa berusaha menampilkan sosok Katnis Everdeen yang polos, anggun, dan lemah menjadi sosok yang tangguh dan tak terkalahkan. (ind) (tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar